Senin, 11 November 2013

LUKA HATI

Marah adalah salah satu sifat dasar manusia. Marah ini punya dampak yang besar pada tindakan dan ucapan seseorang. Untuk itulah di dalam Islam di anjurkan bila marah dalam keadaan berdiri kita lebih baik duduk, bila dalam keadaan duduk sebaiknya kita tidur dan bila dalam keadaan berbaring kita masih matah sebiknya kita berwudhu. Apa tujuan ini semua??? Agar emosi yang membakar hati dan perasaan kita bisa lebih diredam.

Pada saat kita marah kata kata yang keluar dari mulut kita terkadang hal hal yang tidak sepantasnya kita katakan dan melukai hati. Bagi sebagaian orang tua, marah sering sekali terjadi apabila anak tidak menuruti kehendak kita, atau mereka bertindak yang kita anggap tidak baik atau hal hal lain yang bisa memicu kemarahan.

Saya pun merasakan hal yang sama ketika anak anak saya membuat saya marah, terkadang tanpa sadar saya meluapka kemarahan saya dengan mengelurkan kata kata yang kadang melukai perasaan mereka. Dengan menangis dan memeluk lah cara mereka menyampaikan bahwa "ayah cukuplah marahmu, jangan kau lanjutkan kata katamu yang menyakiti hati kami". Dan meliha air mata mereka membuat marah saya surut sedikit demi sedikit. Dan terkadang timbul penyesalah setelah marah tadi karena begitu banyak kata kata yang semestinya tidak mereka dengan dari ayah mereka.

Ada cerita dari negeri seberang, konon di sebuah pulau yang bernama Pulau Solomo, dimana penduduk lokalnya punya kebiasaan yang mungkin menurut kita aneh, ketika pertaman kali mereka membuka lahan dipulau tersebut mereka tidak menggunakan kampak atau parang atau alat lain untuk memotong atau mematikan pohon pohon disana. Tapi mereka menggukanan kata kata kasar atau makian. Sebesar atau sehebat itukan kata kata kasar atau makian sampai bisa membunuh sebuah pohon??? Yah itulah yang terjadi, mereka berkumpul mengelilingi pohon yang ingin di matikan dan dengan suara yang keras mereka ramai ramai memamki dan mengeluarkan kata kata kasar kepada pohon tersebut selama kurang lebih  sebulan dan hasilnya pohon tersebut mati dengan sendirinya. Ternyata sebuah kata dapat di gunakan untuk membunuh baik membunuh fisik maupun membunuh jiwa (hati).

Ada lagi cerita lain mengenai dahsyatnya sebuah kata kaya bila di ucapkan dengan kemaraha.

Alkisah datanglah sepasang orang tua kepada seorang Bijak, mereka menceritakan mengenai susahnya mereka mengasuh anak mereka. Semakin hari bukanya semakin baik tetapi semakin nakal dan membangkang. Dah hal ininya yang membuat mereka harus marah terus terusan. Maka orang bijak itu memberi sebuah paku kepada kedua orang tua tersebut dan berkata " jika engkau dalam keadaan marah kepada mereka (anakmu), maka tancapkan paku ini di dinding rumah kalian, bila belum reda maka cabut paku itu dan pasanglang di dinding yang masih kosong.

Setelah sebulan berlalu, kedua orang tua tersebut menghadap kepada orang bijak tadi dan mengeluhkan betapa sedih hati mereka karena anak anak mereka pergi meninggalan rumah. Lalu sang Bijak bertanya bagaimana dengan paku dan dinding rumah mereka. Mereka berkata paku sudah hampir merusak seluruh dinding rumah mereka. Sang Bijak berkata, apa yang kalian saksikan didinding rumah kalian dengan paku tersebut seperti itulah hati anak anak kalian sekarang. Setiap kali kalian memaku (emosi) dinding (hati anak) maka saat itu juga tercipta lubang dan kerusakan di dinding (hati anak) kalian. Dan ketika luka hati mereka tidak terperihkan maka mereka akan mencari jalan sendiri untuk menyembuhkan walaupun luka luka itu tidak akan sembuh walau seribu kalian meminta maaf pada mereka.

Memang dahsyat sebuah kata, dia dapat menjadi lebih berbahaya dari sebuha kampak dan lebih tajam dari sebuah belati. Jadi berhati hatilah dengan kata kata yang akan kalian ucapkan ketika marah.


ini renungan untuk saya sebagai seorang ayah dan semoga menjadi renungan buat orang tua yang lain.


Makassar, 111113.



Jendral Douglas MC Arthur, adalaha salah satu Jendral besar di Amerika yang ikut dalam perang dunia ke 2 dan pernah di tugaskan untuk menangkap otak pengebomam pelabuhan Pearl harbor di Jepang. Akan tetapi dia dianggap gagal dalam tugas tersebut karena di anggap membelot tugas yang diberikan kepadanya.
Dia pernah mengirimkan surat kepada istrinya dan berisi doa yang dia tujukan buat anaknya, dan doa ini menurut saya adalah salah satu doa yang indah. Berikut doa tersebut :


Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.

Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.


Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Tuhanku...

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.


Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata " Tuhan sungguh hidupku tidaklah sia-sia"




Disadur dari tulisan Ayah Edy "Indonesian Strong from Home"

Rabu, 04 September 2013

Memahami Aperture Maksimum

Untuk Fotografer pemula, berikut Ulasan mengenai bagaimana Apertur bekerja dan menghasilkan efek foto yang indah pada kamera NIKON.


Semoga bermanfaat


http://www.nikonusa.com/en/Learn-And-Explore/Article/g3cu6o1r/understanding-maximum-aperture.html

Kamis, 06 Januari 2011

Fitnah

Dikisahkan, ada seorang pedagang yang kaya raya dan berpengaruh di kalangan masyarakat. Kegiatannya berdagang mengharuskan dia sering keluar kota. Suatu saat, karena pergaulan yang salah, dia mulai berjudi dan bertaruh. Mula-mula kecil-kecilan, tetapi karena tidak dapat menahan nafsu untuk menang dan mengembalikan kekalahannya, si pedagang semakin gelap mata, dan akhirnya uang hasil jerih payahnya selama ini banyak terkuras di meja judi. Istri dan anak-anaknya terlantar dan mereka jatuh miskin. Orang luar tidak ada yang tahu tentang kebiasaannya berjudi, maka untuk menutupi hal tersebut, dia mulai menyebar fitnah, bahwa kebangkrutannya karena orang kepercayaan, sahabatnya, mengkhianati dia dan menggelapkan banyak uangnya.
Kabar itu semakin hari semakin menyebar, sehingga sahabat
yang setia itu, jatuh sakit. Mereka sekeluarga sangat menderita, disorot dengan pandangan curiga oleh masyarakat disekitarnya dan dikucilkan dari pergaulan. Si pedagang tidak pernah mengira, dampak perbuatannya demikian buruk. Dia bergegas datang menengok sekaligus memohon maaf kepada si sahabat "Sobat. Aku mengaku salah! Tidak seharusnya aku menimpakan perbuatan burukku dengan menyebar fitnah kepadamu. Sungguh, aku menyesal dan minta maaf. Apakah ada yang bisa aku kerjakan untuk menebus kesalahan yang telah kuperbuat?" Dengan kondisi yang semakin lemah, si sahabat berkata, "Ada dua permintaanku. Pertama, tolong ambillah bantal dan bawalah ke atap rumah. Sesampainya di sana, ambillah kapas dari dalam bantal dan sebarkan keluar sedikit demi sedikit ".
Walaupun tidak mengerti apa
arti permintaan yang aneh itu, demi menebus dosa, segera dilaksanakan permintaan tersebut. Setelah kapas habis di sebar, dia kembali menemui laki-laki yang sekarat itu. "Permintaanmu telah aku lakukan, apa permintaanmu yang kedua?" "Sekarang, kumpulkan kapas-kapas yang telah kau sebarkan tadi", kata si sahabat dengan suara yang semakin lemah. Si pedagang terdiam sejenak dan menjawab dengan sedih, "Maaf sobat, aku tidak sanggup mengabulkan permintaanmu ini. Kapas-kapas telah menyebar kemana-mana, tidak mungkin bisa dikumpulkan lagi". "Begitu juga dengan berita bohong yang telah kau sebarkan, berita itu takkan berakhir hanya dengan permintaan maaf dan penyesalanmu saja" kata si sakit "Aku tahu. Engkau sungguh sahabat sejatiku. Walaupun aku telah berbuat salah yang begitu besar tetapi engkau tetap mau memberi pelajaran yang sangat berharga bagi diriku. Aku bersumpah, akan berusaha semampuku untuk memperbaiki kerusakan yang telah kuperbuat, sekali lagi maafkan aku dan terima kasih sobat".
Dengan
suara terbata-bata dan berlinang air mata, dipeluklah sahabatnya. Seperti kata pepatah mengatakan, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kebohongan tidak berakhir dengan penyesalan dan permintaan maaf.
Seringkali sulit bagi kita untuk menerima kesalahan
yang telah kita perbuat. Bila mungkin, orang lainlah yang menanggung akibat kesalahan kita. Kalau memang itu yang akan terjadi , lalu untuk apa melakukan fitnah yang hanya membuat orang lain menderita.tentu… Jauh lebih nikmat bisa melakukan sesuatu yang membuat orang lain berbahagia.

Disadur dari www. adrie wongso.com

Penebang Pohon

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin. Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telahditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”. Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?” “Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang.
“Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan
majikannya untuk mulai mengasah kapak.

Istirahat bukan berarti berhenti , Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis.


Disadur dari www.andriewongso.com

Selasa, 02 Februari 2010

Aroepala Residence

















Aroepala Residence
menampilkan konsep perumahan yang asri, nyaman dan aman dengan desain rumah yang moderen minimalis, dengan sistem cluster satu gerbang untuk masuk maupun keluar. Zona yang sangat berprospek untuk investasi properti dimana sangat dekat dengan pusat kota Gowa dan Mall Panakukang Makassar.


Aroepala Residence
yang terletak dijalan Bontotangga Gowa memiliki dua tipe rumah yaitu tipe 40 dan 54 dengan luas lahan mulai dari 80 m2 hingga 138 m2. Sistem drainase tertutup yang di harapkan dapat mengurangi bau dan kotoran pada sistem drainase yang biasanya menyebabkan banjir pada musim hujan.


Cluster Aroepala Residence terbagi atas dua zona yaitu Zona Timur dan Zona Barat. Dimana Zona Timur saat ini sebahagian besar telah dihuni dan tinggal beberapa unit lagi. Sedangkan untuk Zona Barat dalam proses pengembangan dan pembangunan dan beberapa unit telah diisi pula.
Bila anda tertarik dengan Aroepala Residence, ada dapat melihat lihat lokasi perumahan ini dengan menghubungi kami. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai spesifikasi bangunan, anda bisa menghubungi marketing kami :

Sdr. Alamsah

+62812 4222 1501 atau
+4119 1191 16 atau
ke kantor
:
Jl. Nikel Raya III/9

+4119 1109 11

cari...

Kami mencari freelance untuk survey SIS untuk salah operator telekomunikasi terkemukan di Indonesia, bila anda tertarik silahkan ajukan :
1. CV
2. Penawan Harga anda / persite

ke : andi.alamsah@gmail.com atau hubungi kami di no. 0812 4222 1501


nB : lamaran ini berlaku sampai hari rabu 3 February 2010